Dompu (EDITOR News ) – Ketersediaan pakan hijauan berupa rumput sebagai pakan utama dalam penggemukan kambing atau domba sangat bergantung kepada musim. Ketika musim hujan, rumput mudah diperoleh. Sebaliknya, pada saat musim kemarau, rumput lebih sulit dijumpai.
Namun kendala tersebut dapat teratasi berkat teknologi pengolahan pakan yang dilakukan oleh Balai Penelitian Ternak di Ciawi, Bogor Jawa Barat. Teknologi itu, memakai tongkol jagung sebagai bahan baku utama.
Hal ini, diungkap Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakwan) Kabupaten Dompu, Ir. Zainal Arifin M.Si, Kamis (24/3/22). “Selama ini tongkol jagung merupakan limbah dari pengolahan jagung pipilan sebagai pakan ternak. Tongkol jagung mempunyai kadar protein rendah sebesar 2,94 persen, 5,2 persen lignin, 30 persen selulosa dengan tingkat kecernaan 40 Persen,” ungkapnya.
Kata Zainal, teknologi pengolahan pakan memakai tongkol jagung, itu dapat dilakukan dengan 2 cara yakni silase tongkol jagung dan amoniasi tongkol jagung.
Pada silase, tongkol jagung dengan sumber karbohidrat terlarut seperti jagung giling dan dikombinasi dengan pakan konsentrat sebanyak 350 gram per-ekor/per-hari. Misalnya, dapat menambah bobot harian domba sebesar 104 gram per-ekor/per-hari. Silase tongkol jagung, dibuat dengan cara menggiling tongkol jagung hingga halus, lantas mencampurnya dengan sumber karbohidrat terlarut.
Beberapa sumber karbohidrat terlarut yang biasa dipakai dalam pembuatan silase antara lain molases atau tetes tebu dan dedak. Tongkol jagung, mempunyai kandungan dinding sel yang tinggi diatas 75 persen, sehingga kandungan isi sel termasuk karbohidrat terlarutnya rendah.
Pada pembuatan silase, perlu penambahan sumber karbohidrat yakni dedak dan jagung giling sebanyak 2 persen dari bahan kering. Campuran tersebut, diberi molases alias tetes tebu dan dibasahi dengan air hingga diperoleh kelembapan 30-40 persen.
“Masukkan campuran itu ke dalam kantong plastik besar dan tutup rapat untuk proses fermentasi selama 21 hari. Setelah itu pakan tongkol jagung siap dipakai,” paparnya.
Lanjut Zainal, amoniasi tongkol jagung, salah satu teknik kimia dalam membuat pakan adalah amoniasi, yakni menambahkan urea dan air pada bahan yang diamoniasi, secara biologi adalah fermentasi. Gabungan kedua perlakuan itu, disebut sebagai amofer amoniasi berfungsi memutuskan ikatan antara selulosa dan lignin, serta membuat ikatan serat menjadi longgar.
Sedangkan, fermentasi membuat enzim selulosa dari berbagai mikroba selulolitik dapat melakukan penetrasi dengan lebih mudah dalam bahan pakan berserat itu. Imbasnya, adalah serat kasar turun sehingga meningkatkan kecernaan.
BENIHPERTIWI.CO.ID – Pemenuhan kebutuhan bahan pakan ternak akan semakin sulit seiring dengan keterbatasan lahan hijau sebagai bahan baku alami pakan ternak ruminansia, seperti sapi atau kambing. Apalagi Indonesia mempunyai dua musim yang memungkinkan pada musim hujan, pakan akan tersedia melimpah, sedangkan pada musim kemarau pakan sangat terbatas.
Pada saat musim kemarau, peternak ruminansia harus mengeluarkan biaya lebih untuk menyediakan pakan. Peternak harus pintar mencari alternatif pakan yang murah namun mampu memenuhi kebutuhan nutrisi ternak.
Salah satu alternatif yang bisa dicoba adalah pemanfaatan limbah tongkol jagung, atau janggel. Pemanfaatan tanaman jagung sebagai pakan ternak ruminansia, umumnya menggunakan sisa batang dan daun dari tanaman yang sudah dipanen tongkolnya. Sedangkan produk samping dari jagung seperti tongkol jagung umunya hanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar, padahal limbah tongkol jagung juga bisa digunakan sebagai bahan pakan.
Pemanfaatan tongkol jagung sebagai pakan ternak belum berkembang mungkin karena kandungan nutrisi dari tongkol jagung cukup rendah. Biasanya hanya digiling dan ditambahkan ke ransum dengan porsi sebanyak 10%.
Namun demikian tingkat nutrisi dari limbah tongkol jagung bisa ditingkatan dengan melakukan silase. Caranya adalah dengan mencampur tongkol jagung yang sudah digiling dengan sumber karbohidrat terlarut seperti dedak padi, molasses dan atau giling. Kemudian ditambahkan air hingga mencapai kadar air 60%. Kemudian ditutup rapat selama 21 hari. Dalam kondisi tersebut, bahan silase akan mengalami fermentasi dari karbohidrat menjadi asam laktat oleh baktteri Laktobacillus. Setelah itu silase bisa digunakan untuk pakan ternak ruminansia, dengan ciri berbau asam manis sebagai tanda fermentasi berhasil menjadi asam laktat.
Dompu, Topikbidom.com - Ketersediaan pakan hijauan berupa rumput sebagai pakan utama dalam penggemukan kambing atau domba sangat bergantung kepada musim. Ketika musim hujan, rumput mudah diperoleh. Sebaliknya, pada saat musim kemarau, rumput lebih sulit dijumpai.
Namun kendala tersebut dapat teratasi berkat teknologi pengolahan pakan yang dilakukan oleh Balai Penelitian Ternak di Ciawi, Bogor Jawa Barat. Teknologi itu, memakai tongkol jagung sebagai bahan baku utama.
Hal ini, diungkap Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakwan) Kabupaten Dompu, Ir. Zainal Arifin M.Si. "Selama ini tongkol jagung merupakan limbah dari pengolahan jagung pipilan sebagai pakan ternak. Tongkol jagung mempunyai kadar protein rendah sebesar 2,94 persen, 5,2 persen lignin, 30 persen selulosa dengan tingkat kecernaan 40 Persen," ungkapnya.
Kata Zainal, teknologi pengolahan pakan memakai tongkol jagung, itu dapat dilakukan dengan 2 cara yakni silase tongkol jagung dan amoniasi tongkol jagung.
Pada silase, tongkol jagung dengan sumber karbohidrat terlarut seperti jagung giling dan dikombinasi dengan pakan konsentrat sebanyak 350 gram per-ekor/per-hari. Misalnya, dapat menambah bobot harian domba sebesar 104 gram per-ekor/per-hari. Silase tongkol jagung, dibuat dengan cara menggiling tongkol jagung hingga halus, lantas mencampurnya dengan sumber karbohidrat terlarut.
Beberapa sumber karbohidrat terlarut yang biasa dipakai dalam pembuatan silase antara lain molases atau tetes tebu dan dedak. Tongkol jagung, mempunyai kandungan dinding sel yang tinggi diatas 75 persen, sehingga kandungan isi sel termasuk karbohidrat terlarutnya rendah.
Pada pembuatan silase, perlu penambahan sumber karbohidrat yakni dedak dan jagung giling sebanyak 2 persen dari bahan kering. Campuran tersebut, diberi molases alias tetes tebu dan dibasahi dengan air hingga diperoleh kelembapan 30-40 persen.
"Masukkan campuran itu ke dalam kantong plastik besar dan tutup rapat untuk proses fermentasi selama 21 hari. Setelah itu pakan tongkol jagung siap dipakai," paparnya.
Lanjut Zainal, amoniasi tongkol jagung, salah satu teknik kimia dalam membuat pakan adalah amoniasi, yakni menambahkan urea dan air pada bahan yang diamoniasi, secara biologi adalah fermentasi. Gabungan kedua perlakuan itu, disebut sebagai amofer amoniasi berfungsi memutuskan ikatan antara selulosa dan lignin, serta membuat ikatan serat menjadi longgar.
Sedangkan, fermentasi membuat enzim selulosa dari berbagai mikroba selulolitik dapat melakukan penetrasi dengan lebih mudah dalam bahan pakan berserat itu. Imbasnya, adalah serat kasar turun sehingga meningkatkan kecernaan.
"Amoniasi tongkol jagung, dilakukan dengan menggiling tongkol jagung hingga halus dan mencampurnya dengan pupuk Urea sebanyak 3 persen yang telah dilarutkan dalam air. Bahan campuran itu, ditaruh dalam kantong plastik selama 21 hari untuk fermentasi. Setelah itu pakan siap dipakai," jelasnya.
Zainal menyebut, berdasarkan riset Dewi Hastuti dan kawan dari Fakultas Pertanian UNWAHAS terungkap bahwa perlakuan perbedaan lama waktu pemeraman pada fermentasi selama 1, 2, 3 dan 4 Minggu memberi pengaruh signifikan terhadap kadar protein kasar dan serat kasar.
"Lama pemeraman alias fermentasi selama 2 minggu memberikan hasil terbaik kadar protein tertinggi 34,20 persen dan serat kasar rendah 24 persen," tandasnya. RUL
%PDF-1.5 %µµµµ 1 0 obj <>>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/ExtGState<>/Font<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/Annots[ 7 0 R 17 0 R 18 0 R 35 0 R] /MediaBox[ 0 0 595.32 842.04] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream xœÅ][s㸱~Ÿªù|9URjÌ!.ÉTjëÌÎÌnv²·³öI’ó@Ë´µ,;’
Anggraeny, Y. N., U. Umiyasih dan N. H. Krishna., 2008. Potensi limbah jagung siap rilis sebagai sumber hijauan sapi potong. Prosiding Lokakarya Nasional Jejaring Pengembangan System Integrasi Jagung-Sapi. Puslitbangnak, Pontianak, 9-10 Agustus 2006. Hal. 149-153.
Bracco S., Calicioglu., Gomez SJ & Flammini A., 2018. Assessing the contribution of bioeconomy to the total economy: a review of national framewoks. Sustainability 10 (6): 1998. http://doi.org/10.3390/su10061698
Edwin Herdiansyah., 2021. Pemanfaatan limbah tongkol jagung sebagai pakan ternak ruminansia, BPTP. Lampung.
European Commission (EC)., 2015. EIP-AGRI Workshop “Opportunities for Agriculture and Forestry in the circular economy”. Workshop Report 28-29 Oktober 2015. Brussels, Belgium.
Faursyah Rosydin., 2017. Strategi pengembangan sistem integrasi limbah jagung dan (feses) sapi berbasis zero waste di kecamatan bontonompo kabupaten gowa.
Fauziah Yuliana Andriyani., 2020. Pengolahan limbah hasil budidaya tanaman jagung untuk pakan tenak bermutu
Fitri Anda Y., W., Murni Y., 2021. Pemanfaatan kulit jagung dan tongkol jagung (Zea mays) sebagai bahan dasar pembuatan kertas seni dengan penambahan Natrium Hidroksida (NaOH)
Nunik Ariati, 2022. Mengenal Varietas Jagung Fungsional Sebagai Sumber Pangan Sehat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Nurmilatillah., 2021. Pengaruh penambahan selulosa tongkol jagung dan ekstrak daun kersen (muntingia calabura) terhadap karakteristik edible film.
Rivin J. Miller Z & Matel O. 2014 Using food waster as livestock Feed. Wiscounsin (US) Universiti of Wiscounsin – exstension.
Sabiti EN., 2011. Utilizing Agricultural Waste to Enhance Food Security and Converse the Environment. Kampala (UG): Department of Agricultural Production, Makerere University.
Shilvina Widi, 2022. Produksi jagung di Indonesian mencapai 22,5 juta ton pada tahun 2020. Agribisnis dan kehutanan https://dataindonesia.id/sektor-riil/detail/produksi-jagung-indonesia-capai-225-juta-ton-pada-2020.
Simluhtan, 2019. Teknik Budidaya tanaman Jagung yang baik dan benar Kementerian pertanian Repoblik Indonesia.
Y. Achadri, E. Y. Hosang., P. R. Matitaputty., C.B.J. Sendow., 2021. Potnsi limbah budidaya tanaman jagung hibrida (Zea mays) sebagai pakan ternak di daerah dataran kering Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Kegiatan pembuatan silase dilaksanakan pada 25 Juli 2023 di Balai Desa Bangsri, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora. Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini sebagai solusi dalam mengatasi sulitnya mendapatkan pakan konsentrat dan harganya yang cenderung relatif mahal. Selain itu, tujuan lain dari kegiatan ini adalah untuk memanfaatkan limbah bonggol jagung yang tidak terpakai agar menjadi pakan ternak alternatif yang memiliki nilai ekonomis. Kegiatan ini diawali dengan sosialisasi mengenai manfaat bonggol jagung dan potensinya untuk dapatdijadikan sebagai pakan ternak alternatif yang berkualitas. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan demonstrasi pembuatan pakan ternak alternatif yang dilakukan secara langsung bersama peserta. Formulasi bahan yang digunakan dalam pembuatan pakan ternak alternatif sebanyak 10 kg adalah bonggol jagung 70%, dedak 30%, EM4 100 ml, molasses 100 ml, dan air 4 liter dengan melalui proses fermentasi anaerob selama 21 hari. Berdasarkan hasil fermentasi, pakan ternak alternatif yang dibuat memiliki warna coklat terang, tidak berair, dan berbau asam, serta terdapat jamur di bagian permukaan atas. Pakan ternak alternatif dengan bahan dasar bonggol jagung yang baik akan berwarna coklat terang atau kekuningan dan memiliki aroma yang asam, serta tidak terdapat jamur. Sehingga, pakan alternatif yang dibuat masih digolongkan kurang baik karena terdapat jamur yang diakibatkan oleh adanya udara di dalam kemasan fermentasi.